MENANAMKAN KARAKTER DAN KREATIVITAS MELALUI SMARTPHONE

Artikel terkait : MENANAMKAN KARAKTER DAN KREATIVITAS MELALUI SMARTPHONE



Pendahuluan
Permasalahan yang sering dialami pendidik dalam pembelajaran adalah bagaimana menanamkan karakter dan membentuk kreativitas peserta didik.  Selain permasalahan tersebut, pendidik juga terbentur permasalahan yang terkait dengan Teknologi Informatika (TI) yaitu belum optimalnya pemanfaatan TI dalam pembelajaran. Permasalahan tersebut juga terjadi dalam pembelajaran kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Mudal, dimana aktivitas belajar belum menciptakan pembentukan karakter dan menciptakan kreativitas kepada peserta didik, hal itu disebabkan kegiatan pembelajaran masih bersifat satu arah. Terkait dengan belum optimalnya pemanfaatan TI terlihat dari sebagian besar peserta didik kelas VI di SDN 1 Mudal masih menggunakan Smartphone untuk kegaitan yang bersifat hiburan.

Berdasarkan deskripsi tersebut maka diperlukan pembelajaran dengan memanfaatkan Smartphone  yang mampu meciptkan karakter dan kreativitas. Dengan memanfaatkan Smartphone dalam proses pembealjaran diharapkan tercipta pembelajaran yang lebih optimal dan memberi wawasan kepada peserta didik untuk mampu memanfaatkan TI secara positif.
Tujuan masalah dalam karya inovasi ini adalah 1) mendiskripsikan penerapan pembelajaran dengan memanfaatkan Smartphone, 2) mendiskipsikan karakter yang dapat dibentuk melalui pemanfaatan Smartphone dalam pembelajaran, 3) mendiskripsikan kreativitas yang dapat dikembangkan melalui pemanfaatan Smartphone dalam pembelajaran.

Karakter
Rutland (2009) menganalogikan apabila kehidupan sebuah batu, maka karakter adalah pahatan dalam batu itu, dimana pahatan itu sudah menjadi suatu bentuk yang sulit untuk diubah lagi. Hal ini menjelaskan bahwa karakter merupakan sesuatu yang menjadi bentuk dari individu itu. Sejalan dengan pendapat tersebut Hermawan (2010) menjelaskan karakter adalah “ciri khas” dari suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut melekat pada individu dan bersifat asli dan mengakar pada individu tersebut, sehingga ciri khas tersebut memudahkan individu lain untuk mengingatnya. Dari dua pendapat tersebut maka karakter dapat diartika sebagai suatu bentuk kepribadian yang menjadi identitas suatu individu, dimana karakter dapat berupa respon, sikap, dari sesuatu secara otomatis.
Pembentukan Karakter
Furqon (2010) menjelaskan beberapa cara untuk menciptakan pembentukan karakter, yaitu dengan keteladanan, penanaman kedisiplinan, pembiasaan, menciptakan suasana kondusif ,integrasi dan internalisasi. Keteladanan yaitu guru menjadi teladan dan memberikan contoh positif bagi peserta didik, penanaman kedisiplinan yaitu melakukan penertiban terkait peraturan yang sudah dibuat, pembiasaan yaitu melakukan kegiatan positif secara terus-menerus, menciptakan suasana kondusif yaitu dengan mengajak semua pihak terkait untuk mendukung program pendidikan karakter, integrasi dan internalisasi yaitu mengitegrasikan nilai karakter dalam setiap proses pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter secara umum bisa diterapkan dalam setiap pembelajaran, dengan mengintegrasikan di setiap proses pembelajaran. Dan untuk menanamkan pendidikan karakter diperlukan leader yang bisa memberi teladan dan mampu mendisiplinkan setiap tahapan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan.
Kreativitas
Menurut Supriyadi dalam (Yeni, 2010) kreativitas adalah menemukan sesuatu yang baru atau menciptakan sesuatu yang baru dari sesuatu yang sudah ada. Untuk menciptakan kreativitas diperlukan tahapan seperti meniru, menambah atau mengurangi dan menciptakan sesuatu yang baru. Setiap tahapan usia memiliki nilai keaslian yang berbeda, seperti anak usia sekolah dasar pada besaran 20% yang berarti belum sepenuhnya karya tersebut tercipta asli oleh anak tersebut, atau dengan kata lain masih ada unsur mencotoh.
Anak yang memiliki creative memiliki beberapa ciri yaitu terbuka terhadap pengalaman baru, cara berpikir yang fleksibel, bebas berpendapat dan berekpresi, menghargai fantasi, originalitas tinggi, tertarik pada hal yang baru, percaya diri dan mandiri, serta memiliki pemikiran yang kritis.
Smartphone
Deify (2016) menjelaskan Smartphone merupakan telepon genggam yang di dalamnya memiliki fungsi lain yang menyerupai komputer. Smartphone memiliki salah satu fungsi bisa mengakses internet. Dengan kemampuan mengakses internet maka memungkinkan smartphone bisa digunakan untuk mencari informasi yang terkait dengan pembelajaran. Dengan kata lain salah satu fungsi smartphone dalam pembelajaran adalah untuk digunakan sebagai alat pencari informasi.
Internet
Budi (2001) mengemukakan internet adalah bentuk dari Jaringan dan teknologi, dimana internet merupakan jaringan komputer dengan cakupan yang sangat luas, sedangkan jika dikaitkan dengan teknologi internet merupakan teknologi komunikasi yang berbasis pada protocol (TCP atau IP). Sejalan dengan pernyataan tersebut Kristianto (2002) mengemukakan internet adalah kumpulan dari beberapa komputer yang saling terkoneksi melalui jaringan satelit. Pada hakekatnya internet memberikan koneksi antar komputer, seperti ketika komputer yang terkoneksi dengan internet membuat sebuah informasi dari suatu negara, maka memungkinkan komputer dari negara lain dapat memperoleh informasi tersebut. Dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa internet adalah terhubungnya informasi melalui perangkat komputer dengen adanya protocol atau sekema di dalam hubungan tersebut, dimana hubungan tersebut terjembatani melalui satelit.
Internet dalam Pembelajaran
Internet memiliki beberapa fungsi untuk memberikan informasi yang begitu luas kepada pengguna. Dulu awalnya penggunaan internet sebagian besar adalah di perguruan tinggi. Penggunaan internet dahulu sering digunakan untuk memperoleh informasi sebagai bahan pengukung penelitian, hingga kemudian berkembang sebagai sarana untuk mempublikasikan karya penelitiannya, dan sekranga internet menjadi wadah untuk memberikan pendidikan, seperti kegiatan pembelajaran melalui internet, atau pertemuan forum pendidikan melalui internet. Secara garis besar dulu pendidikan melalui internet hanya mengarah pada pelatihan berbasis komputer, sekarang sudah berkembang menjadi pelatihan berbasis web (Horton, 2000)
Pada dasarnya internet digunakan sebagai bagian dari pendidikan, sehingga seorang guru harus mampu memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk memanfaatkan internet untuk pembelajaran. Bentuk tidakan pemanfaatan internet dalam pembelajaran adalah internet sebagai sumber informasi, internet sebagai bahan publikasi dan internet sebagai bentuk pelatihan.

Penerapan Pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran meliputi beberapa tahapan dalam penggunaan Smartphone dalam proses pembelajaran, yaitu
1.      Pemberian Informasi dan masalah
Pemberian informasi yaitu dengan menggunakan multimedia. Informasi yang diberikan adalah informasi tentang bagaimana memanfaatkan smartphone. Selain informasi juga memberikan masalah yang ada kaitannya dengan pemanfaatan samartphone. Permasalahan yang diberikan adalah “bagaimana membuat sampah menjadi barang yang lebih bernilai”. Kegiatan ini dilakukan selama satu kali pertemuan.
2.      Penggunaan Smartphone
Peserta didik menggunakan Smartphone untuk menyelesaikan masalah yang telah diberikan, serta mempraktikan pamanfaatan samartphone yang bermanfaat yaitu dengan mencari informasi yang positif. Kegiatan ini dilakukan secara klompok, sehingga setiap kelompok memungkinkan memiliki beberapa informasi yang lebih banyak.
3.      Pengajuan proposal untuk medapatkan dana
Setelah setiap kelompok memperoleh informasi yang telah dibutuhkan, setiap kelompok mengajukan proposal untuk memperoleh dana yang diperlukan untuk mengimplementasikan informasi yang telah diperoleh tersebut. Informasi yang baik akan memperoleh dana dari sekolah secara penuh. Kegiatan ini sekaligus memberikan informasi mengenai produk yang akan dibuat.
4.      Pembuatan barang produksi
Pembuatan barang produksi dilakukan seacara kelompok, barang yang diproduksi sebagian besar dibuat dari barang bekas yang terdapat dari sekolah. Proses pembuatan sebagian dikerjakan di luar jam pelajaran.
5.      Melakukan Pameran
Hasil produk yang telah dibuat dipamerkan di kelas. Untuk kegiatan promo pameran dilakukan melalui smartphone. Kegiatan ini ditujukan untuk melakukan share pengalaman memanfaatakan TI secara positif, melatih memberikan pelatihan kepada kelas lain dalam pemanfaatan sampah sebagai bahan produksi, serta melatih melakukan kegiatan distribusi dengan menjual barang produksi.


Hasil yang diperoleh
Hasil yang diperoleh dari aktivitas pembelajaran dengan memanfaatkan Smartphone adalah adanya beberapa karakter yang dapat diperoleh, antara lain
1.      Percaya diri
Karakter ini tercipta dari keberanian peserta didik menampilkan barang produk, serta mempublikasikan karya. Selain itu keberanian mempresentasikan perencanaan hingga hasil akhir juga menjadi indikasi terbentuknya karakter percaya diri. Rasa percaya diri juga dimulai dari keberanian menyampaikan pendapat dalam kelompok kerja.
2.      Mandiri
Karakter ini tercipta dengan memanfaatkan Samartphone secara mandiri dalam mencari informasi. Walaupun dilakukan secara kelompok tetapi setiap anggota memiliki kuajiban untuk mencari informasi secara mandiri. Dengan kata lain kegiatan ini dapat melatih peserta didik untuk dapat belajar secara mandiri.
3.      Kerjasama
Karakter ini terjadi dalam aktivitas kelompok seperti, menyampaikan pendapat, menghargai pendapat, menyepakati hasil musyawarah kelompok, serta melakukan kegiatan distribusi secara bersama. Dalam kegiatan ini guru harus bisa menyampaikan nilai yang diperoleh dari bentuk kerjasama yang baik.
4.      Tanggung jawab
Karakter ini terjadi disetiap kegiatan yang melibatkan kelompok, dimana setiap anggota memiliki tugas yang berbeda, sehingga ketika tugas tidak dilaksanakan dengan optimal maka hasil yang diperoleh dengan optimal. Dengan kegiatan tersebut memungkinkan melatih peserta didik melakukan tanggung jawab dengan baik.
Selain karakter yang bisa dikembangkan, pembelajaran dengan menggunakan smartphone juga menciptakan kreativitas, dimana tercipta beberapa produk sebagai bentuk upaya mengatasi malasahan yaitu membuat barang bekas menjadi barang yang memiliki nilai jual yang lebih baik. Indikasi lain anak memiliki kreativitas adalah sifat menerima informasi baru, percaya diri dan kritis. Hal itu sejalan dengan yang dikemukakan oleh Yeni (2010) dimana anak yang kreatif memiliki ciri percaya diri, mau menerima informasi baru, dan percaya diri.


Simpulan
Pembelajaran dengan menggunakan smartphone yaitu memanfaatkan smartphone untuk memperoleh informasi, dimana informasi itu untuk menjawab setiap permasalahan yang diberikan. Ada beberapa karakter yang bisa ditananmkan dari pembelajaran dengan menggunakan smartphone antara laian percaya diri, mandiri, kerjasama dan tanggung jawab.
Pembelajaran dengan menggunakan smartphone juga mampu menciptakan kreativitas bagi peserta didik seperti tercipta sifat menerima informasi baru, percaya diri dan kritis, selain itu bentuk kreativitas anak juga telihat dari beberap produk yang diciptakan sebagai bentuk dari upaya mengatasi masalah yaitu memanfaatkan barang bekas menjadi barang yang memiliki nilai jual yang lebih baik.
Saran
Pada dasarnya smartphone mejadi salah satu wadah yang bisa digunakan untuk memperoleh informasi dengan optimal, sehingga ketika bisa dimanfaatkan dengan optimal maka memungkinkan bisa memiliki manfaat lebih dalam pembelajaran. Sehingga guru bisa smartphone menjadi salah satu perangkat dalam proses pembelajaran, dan untuk digunakan disetiap jenjang.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Raharjo. 2001. Keamanan Sistem Informasi Berbasis Internet. PT Insan  Infonesia, PT INDOCISC
Furqon Hidayatullah. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Peradapan Bangsa. Surakarta : Yuma Pustaka
Hermawan Kertajaya. 2010. Grow with Character : The Model Marketing. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Deify Timbowo .2016. Manfaat Penggunaan Smartphone Sebagai Media Komunikasi. e-journal “Acta Diurna” Volume V. No.2 Tahun 2016
Rutland, Mark. 2009. Karakter itu Penting. Terjemahan Ly Yen. Jakarta : Light Publishing
Yeni Rachmawati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas di Taman Kanak-Kanak. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197011292003122-NUR_FAIZAH_ROMADONA/197303082000032-YENI_RACHMAWATI/Kreativitas.pdf diakses tanggal 25 September 2017
Horton, William. 2000. Designing Web Based Training. USA : John Wiley & Son Inc.
Kristianto Dwi. 2002. Apa itu internet? http://faculty.petra.ac.id/dwikris/docs/desgrafisweb/www/1-apaitu_internet.html diakses tanggal 12 Maret 2017

Artikel Balai Edukasi Lainnya :

Copyright © 2015 Balai Edukasi | Design by Bamz